UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI LEARNING LOSS PADA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 SUNGAI AMBAWANG KUBU RAYA

Abstract

Learning Loss merupakan kemunduran pengetahuan dan keterampilan secara akademis. Learning loss diakibatkan oleh masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan karena pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan antara lain: 1) Untuk mengetahui upaya guru BK dalam mengatasi learning loss pelajaran matematika pada siswa kelas XI IPS 4, 2) Untuk mengetahui faktor pendukung yang dialami guru BK dalam mengatasi learning loss pelajaran matematika pada siswa kelas XI IPS 4, 3) Untuk mengetahui faktor penghambat yang dihadapi guru BK dalam mengatasi learning loss pelajaran matematika pada siswa kelas XI IPS 4. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan serta menyebutkan mengenai upaya guru BK dalam mengatasi learning loss pada siswa kelas XI IPS 4 pada pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini, antara lain 3 sumber subjek utama yaitu guru BK 1 orang, guru Matematika 1 orang dan 5 orang siswa dari kelas XI IPS 4 SMA Negeri 01 Sungai Ambawang. Penentuan 5 orang siswa dilakukan dengan teknik purposif sampling, ke-5 siswa terbukti mengalami kemunduran akademis (learning loss). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Upaya yang telah dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi learning loss pelajaran matematika pada siswa, yaitu: dengan melakukan layanan dasar bimbingan dan konseling. Jenis layanan berupa bimbingan klasikal, konseling kelompok, konseling individu. Layanan konsultasi dan konferensi kasus (koordinasi). 2) Beberapa faktor pendukung yang dialami guru BK dalam mengatasi learning loss pada siswa, adalah kompetensi multikultural dan kemampuan teknologi. 3) Beberapa faktor penghambat yang dialami guru BK dalam mengatasi learning loss pada siswa, adalah kurangnya kepedulian orang tua dan kondisi siswa yang kurang terbuka saat sesi konseling dilaksanakan.