PROBLEMATIKA MUALLAF PEREMPUAN

Show simple item record

dc.contributor.advisor Zulkifli
dc.contributor.advisor Irfani, Amalia
dc.contributor.author TRIASARI, NIRA
dc.date.accessioned 2022-09-28T07:18:30Z
dc.date.available 2022-09-28T07:18:30Z
dc.date.issued 2022-01
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/1116
dc.description.abstract Secara umum penelitian ini bertujian untuk menguraikan problematika yang dihadapi oleh muallaf narapidana muallaf dan untuk mendeskripsikan: Latar Belakang Muallaf masuk Islam, Problematika yang dihadapi Muallaf ketika masuk Islam, Problematika yang dihadapi Muallaf dengan status sebagai Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pontianak dan Proses Konseling di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pontianak. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan desain penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada narapidana muallaf dan Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Keperawatan Lembaga Pemasyarakatan, kemudian melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian, kemudian peneliti melakukan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Latar belakang narapidana muallaf masuk Islam dapat dikelompokkan menjadi dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara internal ada dua hal, yaitu faktor kemauan dan faktor pertentangan batin, sedangkan secara eksternal ada tiga hal yaitu faktor keluarga, faktor perubahan status, dan faktor lingkungan dan tempat tinggal. 2) Problematika yang dihadapi ketika menjadi seorang muallaf ialah kesulitan dalam mengatasi penyesuaian gaya hidup yang baru, tatacara dan pelaksanaan beribadah, mendapat respon kurang baik dari pihak keluarga dan tetangga, dan memiliki teman yang berusaha untuk menarik kembali ke agama lama. 3) Problematika yang dihadapi setelah menjadi muallaaf dan sekaligus menyandang status sebagai seorang narapidana adalah merasa dipaksa sehingga terpaksa melakukan ibadah, merasa tertekan karena butuh penyesuaian terhadap lingkungan yang baru, merasa adanya hubungan social yang tidak sehat terhadap sesama warga binaan, ekonomi mengalami penurunan, mengalami beban perasaan yang hebat karena terpisah jarak dengan keluarga, keterbatasan yang dialami membuat muallaf merasa membutuhkan pembinaan secara spesifik, dan merasa risih karena selalu dipengaruhi teman untuk kembali ke agama lamanya. 4) Proses konseling oleh tenaga profesional di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pontianak faktanya belum pernah ada, yang ada hanya pembinaan-pembinaan itupun belum berjalan secara efektif. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Problematika en_US
dc.subject Narapidana Muallaf en_US
dc.subject Konseling en_US
dc.subject Lembaga Pemasyarakatan Perempuan en_US
dc.title PROBLEMATIKA MUALLAF PEREMPUAN en_US
dc.title.alternative Studi Kasus pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Pontianak en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account