Abstract:
M.RUSLAN AL ULUM (2015) Interaksi Umat Beragama di Sungai Selamat Dalam Pontianak Utara. Skripsi: ke Program Studi Studi Agama-Agama Fakultas Ushluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2019.
Latar belakang penelitian ini adalah dikarenakan adanya keunikan pada masyarakat Sungai Selamat Dalam yang mampu mengatasi perbedaan dalam masyarakat. Mereka dapat berinteraksi dengan baik, tidak terdengar ada konflik kekerasan, walau berbeda suku, budaya dan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apa saja yang mendorong terjadinya interaksi antar umat beragama di Sungai Selamat Dalam Pontianak Utara; 2) Bagaimana bentuk-bentuk interaksi antara umat beragama di Sungai Selamat Dalam Pontianak Utara; 3) Apa saja hambatan dalam interaksi antar umat beragama di Sungai Selamat Dalam Pontianak Utara; 4) Bagaimana umat beragama di Sungai Selamat Dalam menjaga interaksi tetap berjalan baik di tengah potensi konflik berbau SARA.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, mengacu pada penggunaan teori Talcott Parsons, fungsionalisme struktural. Setting penelitian ini dilakukan di Sungai Selamat Dalam Pontianak Utara. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan fokus penelitian, peneliti memilih teknik observasi, diperkuat dengan wawancara dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Peneliti menggunakan model analisis sosiologis. Untuk teknik analisis data peneliti menggunakan empat teknik, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah memperpanjang masa observasi, pengamatan terus-menerus, memberchek dan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat dapat berinteraksi dengan stabil dan kondusif tanpa terdengar terjadinya gesekan-gesekan sosial disebabkan perbedaan identitas agama, suku dan budaya/tradisi. Masyarakat dapat hidup berdampingan dan rukun dalam kondisi pluralitas etnis dan agama. Masyarakat telah menjalankan fungsionalisme struktural dalam teori Parsons. Sikap terbuka, sikap menghargai dan saling pengertian digunakan masyarakat dalam beradaptasi (adaptation). Masyarakat mempunyai sikap humanis, sikap peduli dan sifat menahan diri untuk mencapai sebuah tujuan(Goal attainment). Masyarakat saling menghormati, bertetangga dengan baik dan kerja sama untuk mewujudkan integrasi (Integration). Dalam konteks Latency, masyarakat memiliki budaya saling membalas, tabayyun dan gotong royong, agar masyarakat tetap stabil, kondusif dan rukun.
Kata kunci: Masyarakat, Agama, Interaksi, Talcott Parsons.