| dc.description.abstract |
OKTAFIANA RUSLI, Pelaksanaan Metode WAFA dalam Program Tahsin Al-Qur’an Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Karima Kubu Raya. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2025.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya metode pembelajaran Al-Qur’an yang menyenangkan, efektif, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik usia sekolah dasar. Salah satu metode yang digunakan di SDIT Al-Karima Kubu Raya adalah metode WAFA, yang dikenal sebagai metode pembelajaran Al-Qur’an berbasis otak kanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana langkah pelaksanaan; 1) pembukaan, 2) pengalaman, 3) pengajaran, 4) penilaian, 5) penutupan metode WAFA dalam program Tahsin Al-Qur’an SDIT Al-Karima Kubu Raya.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sekunder. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan perpanjangan pengamatan, triangulasi dan member check.
Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, didapati hasil bahwa 1) langkah pelaksanaan pembukaan dilakukan dengan kegiatan salam, menanyakan kabar, membaca doa bersama, dan murojaah hafalan, 2) langkah pelaksanaan pengalaman dilaksanakan dengan bercerita, menyanyikan lagu, atau memberikan pertanyaan pemantik. Namun, pelaksanaannya belum konsisten dan belum tersusun secara sistematis, 3) langkah pelaksanaan pengajaran dilaksanakan dengan Baca Tiru pada kelas 1, sedangkan Baca Simak Privat pada kelas 2 dan 3 karena adanya keberagaman buku WAFA dalam satu halaqah, 4) langkah pelaksanaan penilailan dilkakukan dengan Baca Simak Privat (BSP) dan pada beberapa halaqah juga digunakan Baca Simak Klasikal (BSK) sebagai pemantapan awal, 5) langkah pelaksanaan penutupan dilkakukan dengan review materi, motivasi, refleksi, dan doa bersama. Namun, hanya sebagian guru yang menerapkannya secara utuh seperti kelas 1 sedangkan kelas 2 dan 3 lebih menekankan pada pemberian motivasi dan penguatan lisan guna membangun semangat dan kemandirian belajar peserta didik. |
en_US |