| dc.description.abstract |
Andy Muhamad Syaifullah (11903053), Nilai-Nilai Ekonomi dalam Tradisi Tepung Tawar Masyarakat Desa Salatiga Kabupaten Sambas: Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2025.
Tradisi Tepung Tawar memiliki makna mendalam dalam budaya Melayu Kabupaten Sambas, dengan peran penting dalam memperkuat kebersamaan dan nilai sosial dalam masyarakat. Dari perspektif ekonomi Islam, tradisi ini mencerminkan prinsip kepemilikan, keadilan, keseimbangan, kebebasan, dan kebersamaan, yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam mengelola sumber daya secara bijak dan adil. Sementara itu, dari perspektif ekonomi konvensional, tradisi ini memiliki dampak positif terhadap konsumsi dan distribusi, meskipun belum sepenuhnya berkontribusi terhadap produktivitas dan penciptaan lapangan kerja.
Tujuan dari penelitian ini 1) Untuk mengetahui nilai-nilai ekonomi yang terdapat dalam tradisi tepung tawar di desa Salatiga kecamatan Salatiga kabupaten Sambas. 2) Untuk mengetahui nilai-nilai ekonomi dalam perspektif islam yang ada dalam tradisi tepung tawar di desa Salatiga kecamatan Salatiga kabupaten Sambas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai ekonomi dalam tradisi tersebut, baik dari perspektif ekonomi Islam maupun ekonomi konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Tepung Tawar mengandung nilai-nilai ekonomi Islam seperti kepemilikan yang bersumber dari Allah, keadilan dalam pembagian peran, keseimbangan antara aspek duniawi dan ukhrawi, kebebasan dalam memberi bantuan, serta kebersamaan melalui praktik gotong royong. Nilai-nilai ini tercermin dari peran aktif masyarakat dalam membantu pelaksanaan tradisi, baik dalam bentuk tenaga, bahan makanan, maupun sumbangan barang. Selain itu, tradisi ini juga menunjukkan nilai ekonomi konvensional seperti konsumsi, distribusi, dan partisipasi ekonomi lokal yang mendukung perputaran ekonomi masyarakat. Dengan demikian, tradisi Tepung Tawar tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat secara sosial, spiritual, dan material. |
en_US |