| dc.description.abstract |
RIDHO NOPRIANDA (11734042), Penafsiran Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab Terhadap Makna Syirik Dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik Tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah). Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Fenomena syirik yang terjadi di masyarakat tampak terlihat seperti hal yang biasa atau hal yang lumrah terjadi. Sebagai contoh terdapat masyarakat yang mempercayai jimat, atau anggapan bahwa terdapat barang yang memiliki kekuatan magis, seperti batu, cincin dan sebagainya yang dianggap mampu menyembuhkan segala macam penyakit termasuk penyakit fisik. Dalam hal ini mereka tidak sadar bahwa mereka sudah terjerumus dalam perbuatan syirik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Penafsiran Syirik menurut Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab. (2) Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Syirik menurut Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab. Metode penelitian ini menggunakan Studi Pustaka (Libraly Research) analisis deskriptif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Penafsiran Syirik menurut Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab, Wahbah Az-Zuhaili menafsirkan syirik sebagai perbuatan menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu dalam hal ibadah, rububiyyah, atau asma dan sifat. Sedangkan M. Quraish Shihab menafsirkan syirik sebagai perbuatan yang menduakan Allah Swt. dengan cara apapun. (2) Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Syirik menurut Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab, perbedaan penafsiran syirik tersebut dalam hal klasifikasi dan penekanan dalam memahami syirik. Dalam hal ini Wahbah Az-Zuhaili lebih fokus pada objek yang disekutukan. Sedangkan M. Quraish Shihab lebih fokus pada aspek kesengajaan dan keyakinan serta cakupan definisi syirik yang lebih luas. Adapun persamaan penafsiran syirik tersebut baik Wahbah Az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab memiliki kesamaan dalam mendefinisikan syirik sebagai dosa besar yang terlarang dan dapat membatalkan keimanan. |
en_US |