Abstract:
Adapun bagian A. Buku ini membicarakan tentang Ra
madan Bernas. Mengusung dua puluh item diskusi tasawuf.
Dari yang paling ringan, sampai yang paling berat. Sejak men
jadi hamba Ramadani, beralih status sebagai hamba Rabba
ni. Sebuah tanjakan dan pendakian ke gunung spiritualitas,
semakin ke atas, semakin dingin, hening, bening. Namun, se
makin ke bawah, semakin panas, gaduh, kalut. Lalu, rasakan
sensasi tulisan ini, kadang ke atas, kadang ke bawah.
Mulai esei bertajuk Sakban menanti Ramadan, sampai
Refleksi Diri. Meski ditawarkan secara acak (random), namun
tidak mengurangi karya sastra, gaya ilmiah. Selain mengand
ung sentuhan batin, yang menjadi ciri buku. Terima kasih kepa
da tim redaksi surat kabar, karena ada beberapa tulisan yang
masuk di rubrik opini koran harian Pontianak Post. Diangkat
dari tulisan yang berjudul Ramadan: Tangisan Para Pencinta
Alquran yang Tertumpah, Para Finalis Ramadan, Idulfitri Kem
bali kepada Kesucian.