| dc.description.abstract |
Fadhilah Salsabila Rahmah (12112009). Tradisi Betitik Di KalanganMasyarakat Muslim desa Sutra kecamatan Sukadana dalam Kajian ’Urf, FakultasSyariah Program Studi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyyah) Institut AgamaIslam Negeri Pontianak, 2025.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tradisi betitik dikalangan masyarakat muslim desa Sutra kecamatan Sukadana kabupaten KayongUtara serta kajian Apa saja unsur-unsur dalam kajian ‘urf dan bagaimana penerapankonsep tersebut dalam menganalisis tradisi Betitik di kalangan masyarakat muslimdesa Sutra kecamatan Sukadana kabupaten Kayong Utara?Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitianhukum empiris dengan pendekatan hukum Islam. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan utama ialahtokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat asli Desa Sutra KecamatanSukadana yang pernah melaksanakan tradisi betitik. Keabsahan data diperolehdengan triangulasi teknik dengan mengkombinasikan metode pengumpulan datayang beragam melalui wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendapatkaninformasi dari sumber yang sama. Data di analisis dengan tahapan reduksi,penyajian data, verifikasi serta penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tradisi betitik sarat akan nilaisimbolik dan religius. Dalam tahap pelaksanaannya, calon pengantin dibaringkandi atas tempat tidur dan diselimuti dengan kain, kemudian dilanjutkan denganrangkaian prosesi simbolik, yakni: batu disentuhkan atau diketukkan ke gigi, telurdiketukkan ke gigi, diikuti dengan pengolesan asam, garam, serta gula merah disekitar mulut. Selanjutnya, cincin emas diketukkan ke gigi, kemudian tubuh calonpengantin ditaburi beras kuning sambil dibacakan sholawat, dan ditutup dengandoa. (2) Berdasarkan klasifikasi al-‘urf tradisi betitik dapat diklasifikasikan sebagai‘urf ‘amali bila ditinjau dari praktik atau objek pelaksanaannya. Selain itu, karenapelaksanaannya terbatas pada wilayah tertentu, tradisi ini termasuk dalam kategori‘urf khas. berdasarkan kesesuaiannya dengan syariat Islam, tradisi ini memuat unsur‘urf shahih, karena tujuan utamanya adalah memohon perlindungan kepada AllahSwt. melalui doa-doa yang berfokus pada keselamatan, keberkahan, dankesejahteraan kedua mempelai. Doa-doa yang dibacakan dalam prosesi ini meliputiSurah Yasin, doa keselamatan, dan doa tolak bala. hasil observasi menunjukkanbahwa dalam tradisi Betitik, calon pengantin tidak selalu berdekatan fisik, terdapatpembatas, serta disaksikan banyak pihak. Jika dilaksanakan terbuka dan tanpapotensi ikhtilat, maka praktik ini tidak bertentangan dengan dalil qath‘i dan dapatdianggap sebagai ‘urf shahih. Namun demikian keyakinan akan adanya kesialanjika tradisi ini tidak dilaksanakan tergolong dalam kategori ‘urf fasid. Oleh karenaitu, diharapkan masyarakat dan para tokoh adat di Desa Sutra tetap melestarikantradisi betitik sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal, menyesuaikannya denganprinsip-prinsip syariat Islam. |
en_US |