Toleransi Beragama Dalam Perspektif Alquran dan Alkitab

Abstract

Khusnul Khotimah NIM: 11835011, Toleransi Beragama Dalam Perspektif Alquran dan Alkitab : Program Studi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak,2023. Penelitian ini mengangkat tema tentang toleransi beragama, berangkat dari banyaknya konflik yang terjadi akibat keberagaman yang ada pada masyarakat, karna kurangnya pemahaman tentang toleransi, dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengkaji tentang bagaimana penerapan toleransi beragama yang sesuai ajaran agama masing masing, seperti yang tercantum yakni Alquran dan Alkitab, agar tercipta kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat tanpa mengorbankan nilai keyakinan diri masing masing. Dalam penelitian ini masalah yang dirumuskan terbagi menjadi tiga yaitu: pertama, Bagaimana toleransi beragama dalam ayat Alquran? kedua, Bagaimana toleransi beragama dalam ayat Alkitab? ketiga, bagaimana batasan toleransi beragama dalam Alquran dan Alkitab. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library reseach) menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini ditemukan bagaimana Alquran dan Alkitab menegaskan tentang toleransi beragama di beberapa ayat-ayatnya, di beberapa ayat Alquran dijelaskan bahwa toleransi agama yang sesuai syariat islam ialah tidak memaksa orang lain memeluk agama islam, tidak mencaci sesembahan umat agama lain, serta tidak melayangkan kekerasan agar tidak ada perpecahan antar sesama manusia. Sementara di dalam Alkitab dari beberapa ayat-ayatnya disimpulkan bahwa toleransi beragama ialah berdasarkan rasa kasih serta berbuat baik kepada sesama. Selain itu dijelaskan bahwa toleransi memiliki batasan-batasan yang tidak dapat diganggu gugat diantaranya ialah dalam konteks Aqidah, Ibadah serta politik, sementara di dalam Alkitab batasan toleransi ialah menerima dan menghargai umat beragama lain, namun menolak isi ajarannya, hal ini sudah jelas mengarah pada konteks aqidah, toleransi hanya dalam bidang muamalah bukan keagamaan.