TRADISI DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU DESA TELUK NIBUNG KECAMATAN BATU AMPAR DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wahab, Wahab
dc.contributor.advisor Anggara, Oki
dc.contributor.advisor Erwin, Erwin
dc.contributor.advisor Nugraha, Muhamad Tisna
dc.contributor.author Aisyah, Yuni
dc.date.accessioned 2025-08-06T03:38:21Z
dc.date.available 2025-08-06T03:38:21Z
dc.date.issued 2025-07-15
dc.identifier.citation APA (American Psychological Association) en_US
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/7284
dc.description.abstract YUNI AISYAH (12101010). Tradisi Daur Hidup Masyarakat Melayu Desa Teluk Nibung Kecamatan Batu Ampar dalam Perspektif Pendidikan Islam. Skripsi. Pontianak. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Pontianak, 2025. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap: 1) tradisi daur hidup pada masyarakat Melayu Desa Teluk Nibung; 2) alasan tradisi daur hidup memiliki peran penting dalam memperkuat nilai-nilai pendidikan Islam pada masyarakat Melayu Desa Teluk Nibung; 3) perspektif pendidikan Islam terhadap tradisi daur hidup masyarakat Melayu Desa Teluk Nibung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Informan dalam penelitian ini adalah Tokoh Agama, Sesepuh, Tokoh Masyarakat, dan masyarakat Melayu. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan member check. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa: 1) tradisi daur hidup pada masyarakat Melayu di Desa Teluk Nibung mencerminkan perpaduan antara ajaran Islam dan adat setempat. Pada fase kehamilan: tradisi belenggang; pada fase kelahiran: buang-buang, basoh lantai, naek ayon, dan tepong tawar pada gunting rambut; fase sunatan: buang-buang, dan tepong tawar; fase pernikahan: beruah, betanggas, berpacar, buang-buang, mandi berias, mengarak, dan tepong tawar setelah akad; fase kematian: turon tanah dan beruah; 2) alasan tradisi daur hidup memiliki peran penting dalam memperkuat pendidikan Islam adalah karena tradisi tersebut tidak hanya menjadi bagian dari budaya, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pendidikan Islam secara kontekstual. Nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Islam dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari melalui pelaksanaan tradisi tersebut, dan secara tidak langsung tertanam dalam masyarakat, seperti nilai syukur, ikhlas, tolong menolong, tanggung jawab, dan kebersamaan. Melalui keikutsertaan dalam pelaksanaan tradisi, masyarakat belajar menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata; 3) perspektif pendidikan Islam terhadap tradisi daur hidup dipandang sebagai bagian dari proses pembentukan keimanan, akhlak, dan perilaku sosial yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Tradisi-tradisi tersebut dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai Islam secara sosial dan kultural. Meski demikian, tidak semua tradisi sepenuhnya sejalan dengan ajaran Islam, sehingga diperlukan penyaringan dan bimbingan melalui pendidikan Islam agar masyarakat dapat memilah tradisi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Pendidikan Islam en_US
dc.subject Tradisi Daur Hidup en_US
dc.subject Desa Teluk Nibung en_US
dc.title TRADISI DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU DESA TELUK NIBUNG KECAMATAN BATU AMPAR DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account