dc.description.abstract |
AGUS SANTINO, Penafsiran Ibnu Katsir Terhadap Ayat-Ayat Amtsal
dalam Al-Qur’an Pada Surah Al-Baqarah: Fakultas Ushuluddin dan Adab, Program
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak,
2025.
Perbedaan pandangan terhadap amtsal menjadi titik tolak penting bagi
kebutuhan kajian mendalam terhadap ayat-ayat amtsal. Khususnya dalam Surah al
Baqarah yang dikenal padat dengan kandungan simbolik dan nilai-nilai
pembentukan masyarakat ideal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dua hal utama: (1)
Mengidentifikasi jenis-jenis amtsal (perumpamaan) yang terdapat dalam Surah Al
Baqarah; (2) Menganalisis bagaimana Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat yang
mengandung amtsal tersebut dalam kitab tafsirnya; Penelitian ini bertujuan
memberikan pemahaman tentang makna dan fungsi perumpamaan dalam konteks
tafsir al-Qur’an.
Penelitian ini studi kualitatif dengan sumber data primer berupa ayat-ayat
amtsal dalam surah Al-Baqarah dan data sekunder dari literatur tafsir serta referensi
relevan lainnya. Data dikumpulkan melalui studi dokumen dengan analisis
deskriptif-kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 26 ayat dalam Surah Al
Baqarah yang memuat amtsal, terbagi tiga kategori: al-Amtsal al-muṣarraḥah
sebanyak 11 ayat (17, 19, 23, 26, 74, 171, 214, 261, 264, 265, 275), al-Amtsal al
kāminah sebanyak 7 ayat (14, 25, 44, 75, 86, 178, 194), dan al-Amtsal al-mursalāh
sebanyak 8 ayat (42, 77, 80, 101, 111, 152, 170, 188). Penafsiran ayat-ayat amtsal
pada surah Al-Baqarah menurut Ibnu Katsir menunjukkan bahwa ayat-ayat
perumpamaan ditujukan kepada berbagai kelompok seperti kaum munafik (ayat 14,
17, 19, 23, 44, 75, 77, dan 80), orang kafir (ayat 23, 26, 74, 75, 86, 101, 111, 170,
dan 264), ahli kitab (ayat 42 dan 74), orang beriman (ayat 25, 152, 178, 214, 261,
dan 265) dan umat Islam secara umum ayat 194 agar tidak melampaui batas, ayat
275 tentang bahaya riba, dan ayat 188 tentang larangan memakan harta secara batil.
Dalam menafsirkan, Ibnu Katsir menguraikan amtsal muṣarraḥah secara rinci
memperkuatnya melalui riwayat sahih. Pada amtsal kāminah, beliau menekankan
makna tersirat berdasarkan konteks kebahasaan, sementara al-amtsal al-mursalāh
ditafsirkan secara retoris untuk menegaskan nilai moral dan spiritual. |
en_US |