EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI QUICK RESPONSE INDONESIAN STANDARD (QRIS) DALAM PENGHIMPUNAN DANA INFAQ DAN SEDEKAH DI MASJID ISMUHU YAHYA

Abstract

Fitri Anggraeni (12103007), Efektivitas dan Efisiensi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dalam Penghimpunan Dana Infaq dan Sedekah di Masjid Ismuhu Yahya. Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Pontianak, 2025. Di era digital, penggunaan QRIS sebagai metode donasi di masjid, termasuk Masjid Ismuhu Yahya, terus berkembang. Namun, data Juli–Desember 2024 menunjukkan fluktuasi penggunaan. Sementara itu, penelitian QRIS masih didominasi sektor komersial, sehingga kajian di lingkungan masjid masih terbatas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Proses penghimpunan dana infaq dan sedekah menggunakan QRIS di Masjid Ismuhu Yahya, (2) Efektivitas QRIS dalam meningkatkan dana infaq dan sedekah, (3) Efisiensi QRIS dalam menghemat waktu, biaya, dan tenaga alam proses penghimpunan dana, (4) Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi QRIS sebagai media penghimpunan dana infaq dan sedekah di Masjid Ismuhu Yahya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan metode penelitian lapangan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan koordinator dan jamaah masjid, serta dokumentasi terkait penggunaan QRIS. Keabsahan data diperkuat melalui triangulasi sumber. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Proses penghimpunan dana infaq dan sedekah menggunakan QRIS di Masjid Ismuhu Yahya berjalan efektif, dengan penempatan kode QRIS di lokasi strategis yang memudahkan jamaah berdonasi secara digital. (2) QRIS mampu meningkatkan nominal dana yang terkumpul, meskipun belum melampaui metode manual. (3) Penggunaan QRIS dinilai efisien karena mempercepat transaksi, menghemat biaya cetak, dan mempermudah pencatatan donasi secara digital, meskipun tidak mengurangi kebutuhan tenaga kerja. (4) Implementasi QRIS didukung oleh perangkat memadai, bantuan teknis dari bank, serta akses WiFi, namun masih terkendala kurangnya sosialisasi dan pelatihan resmi. Meski demikian, pengurus aktif mendampingi jamaah dan rutin memantau kelancaran sistem.