dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Tiga Pilar
Da’wah Mohammad Natsir Di Kampus Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Kota
Pontianak.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dipilih secara
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis
deskriptif.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Konstruksi
Realitas Sosial. Teori yang pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan
Thomas Luckman ini membagi menjadi tiga realitas sosial yaitu Internalisasi,
Eksternalisasi dan Objektifikasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Mohammad Natsir dikenal dengan
baik oleh Civitas ADI Pontianak. Dalam wawancara terungkap bahwa
Mohammad Natsir adalah seorang Pahlawan Nasional, Perdana Menteri NKRI
Pertama, Pimpinan dan pendiri Partai Masyumi, Pendiri dan Ketua Dewan
Da’wah Islamiyah Indonesia. Mohammad Natsir meraih tiga buah Doktor Honoris
causa dari luar negeri, satu dari Libanon dan dua lagi dari Malaysia. Beliau juga
pada tahun 1956 terpilih secara aklamasi menjadi Pimpinan sidang Muktamar
Alam Islami di Damaskus, Suriah. Puncaknya mendapat penghargaan
Internasional (Jaaizatul Malik Faisal al-‘Alamiyah) dari Lembaga Hadiah
Internasional Raja Faisal di Saudi Arabia atas jasa-jasanya di bidang
perkhidmatan kepada Islam untuk tahun 1400 Hijriah. Implementasi Tiga Pilar
Da’wah Mohammad Natsir telah dilakukan dengan baik di Kampus ADI
Pontianak, hal tersebut diwujudkan dalam tingkah laku keseharian dan menjadi
keperibadian para Mahasantri. Dalam proses Implementasi Tiga Pilar Da’wah
Mohammad Natsir di Kampus ADI Pontianak terdapat peluang dan tantangan.
Peluang tersebut diantaranya adalah saat ini Trend dan animo orangtua atau
masyarakat pada lembaga Da’wah, Kaderisasi Da’i dan Tahfidz sangat baik.
Aturan pusat mengenai Integrasi ADI dan STID Mohammad Natsir menjadi daya
tarik karena berpeluang untuk studi sampai S1 gratis. Tantangan diantaranya
iiimengenai fasilitas, sistem pengelolaan, pendanaan dan mindsets orangtua untuk
masa depan anaknya. |
en_US |