dc.description.abstract |
Huzaimah Agustini, Pemetaan Kajian Indigenous Psychology di Kalimantan Barat: Mapping Publikasi Hasil Penelitian Indigenous di Kalimantan Barat. Skripsi, Pontianak: Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Tahun 2025.
Suku Melayu merupakan salah satu masyarakat adat di Kalimantan Barat. Porses kognitif dan pola perilaku komunitas ini sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, bahasa, dan adat istiadat. Memahami kondisi sosial budaya masyarakat Melayu di Kalimantan Barat membutuhkan pendekatan yang dikenal dengan Indigenous Psychology. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemetaan Indigenous Psychology di Kalimantan Barat.
Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Objek penelitian adalah artikel ilmiah yang terindeks di SINTA dengan kata kunci "Melayu Kalimantan Barat." Data primer dikumpulkan dari artikel akademik yang diunduh dari SINTA dengan menggunakan kata kunci "Melayu Kalimantan Barat", sedangkan data sekunder diperoleh dari buku dan referensi terkait lainnya. Pendataan dilakukan melalui dokumentasi (document analysis) terhadap materi yang diakses melalui SINTA. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Temuan penelitian ini menunjukkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Gambaran Indigenous Psychology di Kalimantan Barat tercermin dalam 37 artikel yang disintesiskan menjadi delapan fenomena Indigenous Psychology. Konteks ekologi menggambarkan persepsi, konteks filosofis mengeksplorasi rumah dan bangunan Melayu, konteks religius membahas sistem kepercayaan, dan konteks sejarah mengkaji perubahan sosial. Konteks sosial tercermin dalam tradisi masyarakat seperti berandep, interaksi pedagang, lembaga adat, kontrol sosial, peran masyarakat, identitas hukum, dan implikasi keresahan sosial. Konteks politik diwakili oleh Kesultanan Melayu Pontianak, sedangkan konteks budaya tercermin dalam tari, cerita rakyat, puisi dan pantun, ekspresi seni, lirik lagu, dan bahasa. (2) Pemetaan Indigenous Psychology di Kalimantan Barat dirangkum dalam delapan fenomena: dua artikel tentang konteks ekologi, delapan artikel tentang konteks filosofis, empat artikel tentang konteks keagamaan, satu artikel tentang konteks sejarah, delapan artikel tentang konteks sosial, satu artikel tentang konteks politik, dan tiga belas artikel tentang konteks budaya. Fenomena Indigenous Psychology dalam konteks filosofis dan sosial lebih banyak disoroti dan menarik perhatian peneliti, dibandingkan fenomena dalam konteks sejarah dan politik. |
en_US |