MEMBIASAKAN BUDAYA 5 S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN) DI PONDOK PESANTREN DARUL HIDAYAH RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Show simple item record

dc.contributor.advisor Atmaja, Dwi Surya
dc.contributor.advisor AR, Eka Hendry
dc.contributor.advisor Rosilawati, Ana
dc.contributor.advisor Aziz, Abdul
dc.contributor.author Nazar, Ahrun
dc.date.accessioned 2025-06-24T00:52:49Z
dc.date.available 2025-06-24T00:52:49Z
dc.date.issued 2025-05-22
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/6592
dc.description.abstract Semakin berkembangnya zaman muncullah berbagai macam tren dan gaya, membuat pergaulan remaja menjadi dan cenderung kurang pantas. Berdasarkan observasi sebagaian santri Darul Hidayah masih banyak yang kurang sopan ketika berbicara dengan teman sebaya maupun orang, begitu juga tidak ada pembiasana budaya senyum dan sapa, sopan dan santun kepada guru maupun tamu. Adapun rumusan masala penelitian ini: 1) Bagaimana cara membiasakan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan satun) di lingkungan pondok pesantren Darul Hidayah Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya?. 2) apa saja peran ustadz terhadap membiasakan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di Pondok Pesantren Darul Hidayah Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya?. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan cara pembiasaan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di lingkungan Pondok Pesantren Darul Hidayah Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya. 2) mendeskripsikan peran ustadz, terhadap penerapan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di lingkungan Pondok Pesantren Darul Hidayah Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri atas santri dan ustadz/ustadzah. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahapan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) penerapan budaya 5S dilakukan melalui tahapan observasi, sosialisasi, dan realisasi. Tahap observasi untuk mengidentifikasi sejauh mana santri memahami dan menerapkan nilai-nilai 5S.Tahap sosialisasi dilakukan dengan memberikan pemahaman mendalam melalui contoh dan penjelasan terkait pentingnya budaya 5S, baik di lingkungan pesantren maupun di kehidupan sehari-hari. Tahap realisasi mencakup pelaksanaan budaya 5S secara langsung. 2) Partisipasi Ustadz/Ustadzah dalam Penerapan Budaya 5S yaitu sebagai teladan (uswatun khasanah) dengan memberikan contoh nyata dari penerapan budaya 5S. selain itu juga bertindak sebagai pembimbing yang mengarahkan dan menasihati santri yang belum menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai 5S. Partisipasi ini mencakup kegiatan rutin, interaksi langsung, hingga pengawasan yang konsisten untuk memastikan budaya 5S dapat diterapkan secara berkesinambungan. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Akhlakul Karimah en_US
dc.subject Budaya 5S en_US
dc.subject Pendidikan Karakter en_US
dc.title MEMBIASAKAN BUDAYA 5 S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN) DI PONDOK PESANTREN DARUL HIDAYAH RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account