dc.description.abstract |
SATYA PUTRI INSANI (12113001), Konstruksi Kerukunan Masyarakat Khonghucu di Kota Singkawang: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali fenomena tentang: 1) proses konstruksi kerukunan yang terjadi pada masyarakat Khonghucu di kota Singkawang; 2) faktor yang berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan kerukunan diantara masyarakat Khonghucu kota Singkawang; 3) pengaruh konstruksi kerukunan terhadap hubungan antarumat beragama kota Singkawang. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif dan memilih strategi penelitian melalui pendekatan Fenomenologi. Penelitian ini meenggunakan teori konstruksi sosial yang digagas oleh Petter Ludwig Berger dan Thomas Luckman. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui tahap observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang di peroleh yaitu primer dan sekunder. Sumber data primer dilakukan bersama tokoh masyarakat Khonghucu, tokoh agama, lembaga pemerintah, dan toko masyarakat lain di kota Singkawang. Sumber data sekunder diperoleh dari literatur jurnal, buku dan dokumen lain yang berkiatan dengan penelitian. Kemudian, penelitian ini dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, pemeriksaan keabsahan data dan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Pertama, konstruksi kerukunan masyarakat Khonghucu terbentuk melalui sebuah proses konstruksi yang sejalan dengan teori konstruksi sosial milik Berger dan Luckman melalui 3 tahap yaitu eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Pada tahap eksternalisasi Nilai-nilai, norma, dan praktik keagamaan Khonghucu diekspresikan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai tindakan, seperti ritual, perayaan, dan interaksi sosial. Proses ini membentuk realitas sosial yang khas bagi masyarakat Khonghucu. Pada tahap ke dua objektifikasi, Nilai-nilai dan praktik keagamaan Khonghucu yang telah diekspresikan secara terus-menerus menjadi objektif dan dianggap sebagai realitas yang independen dari individu. Tahap terakhir adalah internalisasi. Pada tahap ini Individu Khonghucu sejak dini disosialisasikan ke dalam nilai-nilai dan norma-norma agama melalui keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial. Kedua, dalam proses konstruksi tersebut dipengaruhi beberapa faktor yang mendukung diantaranya adalah faktor sosial budaya, faktor agama, faktor ekonomi, dan faktor pemerintahan. Ketiga, dengan adanya konstruksi kerukunan tersebut mempengaruhi terbentuknya kohesi sosial yang tinggi dalam kehidupan masyarakat Kota Singkawang, serta dapat mengatasi penyelesaian konflik secara Bersama- sama dan menimbulkan pembangunan sosial dan ekonomi yang stabil. |
en_US |