PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP ISLAM BAWARI PONTIANAK

Abstract

DAYANG RISKY DWI WAHYUNI (12001150). “Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti (BP) di SMP Islam BAWARI Pontianak”. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Islam BAWARI Pontianak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1). Bagaimana persepsi guru tentang kebijakan kurikulum merdeka. 2). Bagaimana persepsi guru terhadap perbedaan kurikulum merdeka. 3). Seperti apakah persepsi guru tentang pengembangan kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Islam BAWARI Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, bertujuan untuk menggambarkan pandangan guru terhadap implementasi Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Miles dan Huberman yaitu Analisis Data Model Interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Islam BAWARI Pontianak memiliki persepsi positif terhadap Kurikulum Merdeka, terutama pada fleksibilitas pembelajaran dan fokus pada pengembangan karakter siswa. 2). Terdapat perbedaan mendasar antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013, terutama dalam fleksibilitas, penyusunan materi ajar, dan pendekatan terhadap kompetensi serta karakter siswa. 3). Upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Islam BAWARI Pontianak dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mencakup penggunaan media berbasis teknologi, pembelajaran berbasis minat siswa melalui mata pelajaran khusus dan ekstrakurikuler, serta kegiatan keagamaan harian yang mendalam.