HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MUALAF DI PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) CABANG KALIMANTAN BARAT

Abstract

UTARI NUR AULIA, NIM 11836039. Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Mualaf Di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Cabang Kalimantan Barat: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Program Studi Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Pontianak Tahun 2024. Tujuan dilakukannya penelitian ini secara umum adalah untuk menjelaskan “Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri pada Mualaf Di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Cabang Kalimantan Barat”. Tujuan penelitian diatas dijabarkan secara khusus oleh peneliti sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat dukungan sosial pada mualaf di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) cabang Kalimantan Barat, 2) Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri pada mualaf di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) cabang Kalimantan Barat, 3) Untuk menganalisis sifat/arah dan signifikansi hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada mualaf di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) cabang Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah mualaf di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Cabang Kalimantan Barat dengan sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial dan skala penyesuaian diri. Hasil penelitian ini menunjukkan yaitu 1) dukungan sosial yang diberikan kepada mualaf termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 57,5% yaitu sebanyak 23 orang, 2) penyesuaian diri yang dimiliki oleh mualaf termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 60% yaitu sebanyak 24 orang, 3) dukungan sosial yang diberikan kepada mualaf berhubungan secara signifikan dan positif dengan penyesuaian diri yang dimiliki mualaf dengan signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis diterima, artinya semakin tinggi tingkat hubungan dukungan sosial, maka akan semakin tinggi juga penyesuaian diri mualaf.