dc.description.abstract |
Aswandi. Nim: 2214100656 “Pemikiran Soekarno dan
Relevansinya dengan Pendidikan Moderasi Beragama”. Tesis.
Pontianak. Pascasarjana, Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam,
Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Latar belakang penelitian ini adalah Indonesia merupakan
sebuah bangsa yang sangat beragam, dengan banyaknya Ras, suku
bangsa, agama dan kebudayaan. Selain enam agama yang diakui
resmi oleh negara, ada ratusan bahkan ribuan suku, serta kepercayaan
lokal di Indonesia. Melihat Konflik yang sering terjadi di berbagai
daerah di Indonesia seringkali disebabkan oleh perbedaan kelompok
masyarakat atau bahkan agama. Pandangan moderasi beragama
sangat dibutuhkan oleh bangsa, bahkan dunia, dalam konteks negara
dengan keanekaragaman keyakinan keagamaan (multikulturalisme).
Moderat dalam beragama adalah pilar penting dalam kehidupan
sosial umat beragama. Di sisi lain, fanatisme keagamaan sebagai
unsur subjektif masing-masing umat beragama juga patut dihargai
mengingat tanpa fanatisme pemeluknya, kehidupan agama akan
hancur. Dalam kaitanya dengan moderasi beragama, Soekarno
memandang penting bahwa bangsa Indonesia membutuhkan konsep
pendidikan yang dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang
ada pada masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Adapun
pertanyaan penelitian ini adalah: 1). Bagaimana Pemikiran Soekarno
mengenai Moderasi Beragama. 2). Apa Relevansi Pemikiran
Soekarno dengan Pendidikan Moderasi Beragama.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library
research) yang mana penelitian data-datanya diperoleh dari
perpustakaan, yang bersifat kualitatif dengan pendekatan historis
dan pendekatan hermeneutik. Sedangkan untuk analisis data,
penulis menggunakan conten analysis (analisi isi), dan interpretasi
hermeneutik Gadamer.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang penulis temukan,
maka dapat disimpulkan bahwa: Soekarno memiliki pemikiran
tentang moderasi beragama, seperti komitmen kebangsaan, toleransi,
dan kemanusiaan. Prinsip kebangsaan Soekarno adalah prinsip cinta
tanah air, dan kepada bangsanya sendiri, akan tetapi tidak bolehxii A s w a n d i
menjadi penghalang bagi terjalinnya sebuah persaudaraan dunia.
Karena Soekarno memiliki prinsip bahwa semua bangsa adalah sama,
sejajar dan setara. Toleransi Soekarno dengan saling menghargai
dan menghormati, tanpa ada paksaan terhadap orang yang berbeda
keyakinan, dan boleh menyebarkan agama atau keyakinan yang
dianutnya, serta kemanusian menurut Soekarno, merupakan suatu
yang harus diutamakan, agama, bangsa, ras, suku dan warna kulit,
tak bisa menjadi tembok penghalang, untuk kemanusian.
Peimikiran Soeikarno masih sangat relevan dengan pendidikan
modeirasi beiragama di Indoneisia, deingan gagasan peindidikan
pluralisme dan multikultural, peindidikan Pancasila, pendidikan
karakter dan revolusi mental, demokratisasi pendidikan dan
profesionalisme guru, merdeka intelektual, serta pendidikan
perempuan. |
en_US |