dc.description.abstract |
LATIFAH NURAINI, Strategi Dakwah Ustadz Hoiron Dan Ustadz Syamsul
Arifin Di Pondok Pesanrtren Hidayatul Mubtadi’ien, Skripsi, Pontianak: Program
Studi Manajemn Dakwah Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Institute Agama
Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024.
Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang
digunakan ustadz Hoiron dan ustadz Syamsul Arifin, sementara itu tujuan spesifik
tersebut ialah: 1). Untuk mengetahui strategi dakwah ustadz Hoiron dan ustadz
Syamsul Arifin dalam meningkatkan kemampuan dakwah di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi’ien 2). Untuk mengetahui hambatan strategi dakwah ustadz Hoiron
dan ustadz Syamsul Arifin dalam meningkatkan kemampuan dakwah di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien
Penelitian ini menggunakan analaisis deskriptif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Dimana hasil pengumpulan data dalam hal ini menggunakan Observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dan data yang digunakan bersumber dari data primer dan
data sekunder.
Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan
bahwa strategi dakwah yang digunakan oleh ustadz di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi’ien dalam meningkatkan kemampuan dakwah santri ialah 1) Strategi
sentrimental, dalam pelaksanaannya ustadz Hoiron menyampaikan materi dengan cara
berdiskusi atau bercerita tantang sejarah kepada santri 2) Strategi indrawi, dalam
pelaksanaanya ustadz Hoiron mengadakan yasinan rutin setiap malam jum’at,
mengadakan muhadoroh dan kultum bergilir setiap subuh serta mengadakan kegiatan
sholawatan setiap malam selasa 3) Strategi rasional, dalam pelaksanaanya ustadz
Hoiron mengadakan kegiatan membaca al-qur’an, praktik ibadah secara langsung dan
menyiarkan film-film islami. Sedangkan faktor penghambat strategi dakwahnya ialah
santri lebih suka bermain gadget dari pada mengikuti kegiatan keagamaan, santri
kurang disiplin kurang adanya rasa bertanggung jawab sering terlambat dalam
mengikuti kegiatan keagamaan, karakter santri yang berbeda-beda serta kemampuan
yang dimiliki santri juga tidak sama dan waktu yang bisa membuat molor kegiatan
dakwahnya yang dilakukan disiang hari dan membuat santri tidak bersemangat. |
en_US |