dc.description.abstract |
MUHAMMAD AGIL. Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren: Upaya Membentuk Jiwa Kewirausahaan Santri Pondok Pesantren Hidayatul Muhsinin Kab Kubu Raya. Skripsi. Program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, institut Agama Islam (IAIN) Pontianak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian ekonomi yang diterapkan pondok Pesantren, Penelitian ini juga ingin mengetahui upaya yang dilakukan dalam membentuk jiwa kewirausahaan santri demi terciptanya kemandirian ekonomi tersebut, kendala yang dihadapi, serta solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Kemandirian ekonomi sendiri merupakan kemampuan dalam memenuhi, mengatur, dan tidak bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Peneliti sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana metode yang diterapkan agar dapat juga diterapkan ataupun dipraktekkan oleh pesantren-pesantren lain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan di Ponpes Hidayatul Muhsinin, wawancara yang dilakukan kepada kyai, ustad-ustad dan santri, dan dokumentasi yang berkaitan dengan kemandirian ekonomi pesantren dan upaya pesantren dalam membentuk jiwa kewirausahaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi yang dilakukan kepada kyai, ustad, dan santri, dan member check. Penelitian ini di lakukan di Pondok pesantren Hidayatul Muhsinin kec Sui Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa kemandirian ekonomi pesantren Hidayatul Muhsinin tercipta karena adanya unit usaha yang di kembangkan oleh pesantren terutama dalam bidang peternakan dan pertanian serta usaha nasi goreng yang mereka buka, dalam upaya membentuk jiwa kewirausahaan santri ada enam metode atau Tahapan yaitu, metode pengamatan, metode praktik, kajian teoritis, motivasi, fasilitasi, dan keteladanan. Serta pesantren juga mengatasi tiga kendala yang dihadapi dalam membentuk jiwa kewirausahaan yakni, memaksimalkan rasa percaya diri pada santri, memberikan modal yang cukup serta menemukan relasi dalam menjalin kemitraan untuk pemasaran hasil unit usaha santri. |
en_US |