dc.description.abstract |
LARA SANTRI. Model Komunikasi Yayasan Imam Syafii dalam Mengelola Program Rumah Qur’an Imam Syafii. Skripsi. Pontianak: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024. Yayasan Imam Syafii memiliki Program Rumah Qur’an yang menyebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat hingga kini mencapai lebih dari 130 cabang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Model komunikasi Yayasan Imam Syafii dalam Mengelola Program Rumah Qur’an Imam Syafii. Kemudian peneliti rincikan dengan mengetahui sub-sub fokus sebagai berikut: 1) Bagaimana proses komunikasi Yayasan Imam Syafii dalam mengelola program rumah qur’an; 2) Apa model komunikasi yang digunakan Yayasan Imam Syafii dalam mengelola program rumah qur’an; 3) Apa hambatan pada proses komunikasi Yayasan Imam Syafii dalam mengelola program rumah qur’an.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Dengan sumber data yang diperoleh yaitu dari pengurus Yayasan Imam Syafii dan Pengajar Rumah Qur’an Imam Syafii dan data pendukung dari skripsi atau jurnal. Kemudian teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Lalu dalam teknik analisis data mengunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimbulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu menggunakan triangulasi, member-check dan perpanjangan durasi.
Hasil dari penelitian ini bahwa model komunikasi yang sesuai yaitu model interaksional (semua arah) dari Wilbur Schramm dapn model komunikasi lingkaran denagn mengkhususkan sub-sub fokus yaitu: 1) Proses komunikasi memiliki struktur dan tahapan-tahapannya sendiri seperti alur rantai. Proses komunikasi bermula dari ketuanya, kemudian Sekretaris, Bendahara hingga bidang lainnya, lalu sampai kepada pengajar, kemudian dari pengajar akan kembali kepada pengurus Yayasan, dan begitu seterusnya. 2) Model Komunikasi yang sesuai adalah model interaksional (semua arah) dari Wilbur Schramm, dan model lingkaran. 3) Hambatan dalam proses komunikasi yaitu hambatan internal, kurangnya partisipasi pengajar dalam merespons informasi. Seringnya pergantian staff bidang pengurus yayasan. Hambatan eksternalnya pengajar terhalang oleh kouta habis sehingga tidak membuka grup pada saat pengurus menyampaikan informasi melalui grup whatsaap, dan pada saat agenda pertemuan pengajar, banyak pengajar yang tidak hadir dengan alasan kerusakan motor, atau tidak ada kendaraan. |
en_US |