dc.description.abstract |
RESHA MELINDA (11901171), Pembelajaran Tahsin Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Kualitas Bacaan Santri di Pondok Tahfidz Al-Qur’an Raudhatussalam Tahun 2023. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri Pontianak 2024 M/1445 H.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pembelajaran tahsin Al-Qur’an di Pondok Tahfidz Al-Qur’an Raudhatussalam Pontianak Tahun 2023 antara lain: 1) Pelaksanaan Pembelajaran tahsin Al-Qur’an, 2) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran tahsin Al-Qur’an.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengajar tahsin Al-Qur’an dan 4 orang santri Pondok Tahfidz Al- Qur’an Raudhatussalam Pontianak.Teknik analisis data melalui tahapan reduksi data, display data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi dan member check.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan pembelajaran tahsin Al-Qur’an, dari rangkaian kegiatan pelaksanaan pembelajaran tahsin Al-Qur’an ini pada media dalam pembelajarannya masih dirasa kurang untuk membantu meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an sebab tidak adanya media seperti laptop, speaker, infokus, yang digunakan untuk menambah semangat belajar santri agar tidak jenuh, dan evaluasi pembelajaran tahsin Al-Qur’an yang belum terencana dan pengajar tidak membuat instrument penilaian secara tertulis sehingga sulit untuk melihat ketercapaian santri dalam membaca Al-Qur’an. 2) Faktor pendukung yaitu ketersediaannya sarana dan prasarana, ketersediaan Al-Qur’an, iqro’, kitab tajwid, semangat yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah kepada para santri, serta dukungan dari orangtua atau keluarga, peran seorang pengajar itu sendiri, dan pengajar yang ahli di dalam bidang (Al- Qur’an) tersebut. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahsin ini seperti rasa malas, malas untuk belajar dan mengulang pembelajarannya, untuk santri putri itu ada masa haidnya dan para santri juga tidak begitu menerapkan ilmu yang sudah dipelajari ke dalam bacaan Al-Qur’an hanya kadang-kadang saja mereka menerapkan apa yang sudah mereka pelajari, dan kurangnya sarana dalam pembelajaran seperti infokus, laptop, atau speaker hal itu sangat membantu dalam pembelajaran tahsin agar tidak membosankan sebab para santri bisa mendengarkan audio bacaan Al-Qur’an yang bervariasi dari berbagai macam suara qori yang sudah terkenal. |
en_US |