dc.description.abstract |
NURUL INAYAH, Bullying Verbal Dalam Al-Qur‟an Perspektif
Tafsir Fi> Z{hila>lil Qur’a>n karya Sayyid Quthb Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT), Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2023.
Adapun tujuan penelitian ini untuk 1) Dapat mengetahui apa saja ayatayat
tentang Bullying verbal dalam Al-Qur‟an. 2)Dapat mengetahui
penafsiran Sayyid Quthb dalam kitab tafsirnya Fi> Z{hila>lil Qur’a>n tentang
Bullying verbal.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Sumber data yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber
skunder,1) Sumber data primer adalah data yang digunakan peneliti melalui
sumber utamanya yaitu Kitab Tafsir Fi> Z{hila>lil Qur’a>n. 2) Sumber data
Sekunder data yang dapat diperoleh oleh literatur-literatur lain, yang berupa
kitab Tafsir lainnya, buku, hasil penelitian, dan jurnal yang berkaitan
dengan perilaku Bullying guna dapat melengkapi sumber data sekunder.
Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa 1) Penafsiran Sayyid Quthb pada QS. At-Taubah ayat
79 tentang bullying Verbal; Abu Uqail memperoleh satu sha kurma dari
hasil kerja lemburnya kemudian ia sedekahkan melalui Rasulullah. tetapi
orang munafik mengolok-ngolok dan menilainya bahwa ia bersedekah
bukan karena tulus, tapi hanya ingin mencari popularitas. 2.) Sayyid Quthb
pada QS. Al-An’a>m ayat 10-11 bahwasannya orang-orang yang telah
mengolok-ngolok dakwah akan mendapatkan balasan azab yang pedih
akibat olok-olokan mereka.3) Sayyid Quthb pada QS. Hu>d ayat 38-39 ada
kelompok orang sombong mengejek dan seorang nabi nuh yang sedang
membuat kendaraan, mereka menilainya dengan rendah, akan tetapi mereka
belum mengetahui bahwa nabi nuh adalah seorang yang pemberani4)
penafsiran Quthb pada QS. Al-H{ujura>t ayat 11 bahwasannya bahwasanya
mengolok-olok kaum yang lain itu tidak diperobolehkan. Sebab semua
jamaah itu satu begitu dengan kehormatanya pun satu. 5) Sayyid Quthb
pada Surah Al-Humazah manusia yang mempunya sifat tercela dan kerdil
jiwanya. Ia merupakan orang yang mempunyai harta dan kekayaan yang
sangat banyak. Dengan begitu ia seenaknya menyombongka diri dan
mengina serta mengejeknya. 3). Bentuk bullying verbal mencela; beliau
menafsirkan bahwasanya apabila setiap orang ingin melakukan kebaikan,
akan tetapi orang kafir menganggap bahwa perbuatan tersebut hanya untuk
mendapat popularitas. Mengejek; yakni memanggil seseorang dengan
buruk, penafsiran Sayyid Quthb terhadap bentuk bullying verbal yaitu
mengejek, beliau menafsirkan bahwasanya tidak diperboleh memanggil
seseorang dengan panggilan yang buruk. |
en_US |