AYAT TEGURAN TENTANG NABI BERMUKA MASAM (Studi Analisis QS. ‘Abasa [80]: 1-10 Dalam Tafsir Rûh al-Ma’ânî Karya Al-Alusi)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Syarif, Syarif
dc.contributor.advisor Akbar, Taufik
dc.contributor.advisor Sayadi, Wajidi
dc.contributor.advisor Waldan, Raziki
dc.contributor.author RUBIYANI, RUBIYANI
dc.date.accessioned 2024-03-14T02:07:11Z
dc.date.available 2024-03-14T02:07:11Z
dc.date.issued 2024-01
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/4490
dc.description.abstract Rubiyani (11909021) AYAT TEGURAN TENTANG NABI BERMUKA MASAM (Studi Analisis QS. ‘Abasa Ayat 1-10 Dalam Tafsir Rûh al-Ma’ânî Karya Al-Alusi). Penelitian ini berangkat dari Allah Swt yang menurunkan ayat teguran kepada Rasulullah Saw yang bermuka masam kepada salah seorang sahabat yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap Rasulullah yang maksum (terhindar dari dosa). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang paparan dari bentuk teguran yang diturunkan Allah Swt dalam QS. ‘Abasa ayat 1-10 dan bagaimana kitab tafsir Rûh al-Ma’ânî karya al-Alusi menjelaskan penafsirannya tentang QS. ‘Abasa ayat 1-10. Dan menjadikan ayat al-Qur’an sebagai evaluasi dan masukan pada khazanah hukum serta ketentuan dari kegunaan al-Qur’an yang sudah semestinya. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif mengenai ayat tentang nabi bermuka masam dalam perspektif tafsir Rûh al-Ma’ânî karya al-Alusi. Penulis menggunakan Library research, sehingga diperlukan akumulasi data dengan literatur yang sepadan dan berkaitan dengan inti pembahasan. Kemudian setelah data-data diakumulasikan melalui kajian teks maupun buku-buku yang menunjang, maka tahap selanjutnya yaitu mengolah data-data terkait sehingga pada penelitian ini bisa berjalan secara logis, bertahap, dan terkendali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Teguran yang diuraikan pada QS. 'Abasa [80]: 1-10 yakni Allah Swt yang sangat menyayangkan sikap dari Rasul-Nya terhadap Abdullah bin Ummi maktum, karena bermuka masam dan berpaling dianggap perbuatan yang kurang tepat. Walaupun teguran yang Allah Swt berikan bersifat keras, namun disampaikan dengan kalimat dan kata yang bahkan cenderung tidak menyakiti dan mengurangi kemuliaan dari Rasul-Nya. 2) Penjelasan dalam kitab tafsirnya Rûh al-Ma’ânî mengenai QS. ‘Abasa [80]: 1-10 mengartikan kata ‘Abasa wa tawalla dengan berwajah masam dan berpaling, dan teguran sebagai pembicaraan antara Allah Swt terhadap Nabi Muhammad Saw. Ibnu Ummi Maktum yang dinilai lebih takut kepada Allah Swt berhak mendapatkan kepentingan serta perhatian dari Rasulullah untuk memberinya pengajaran tentang perintah-perintah yang Allah Swt sampaikan. Akan tetapi hanya karena Rasulullah mengira pemuka Quraisy tersebut berpotensi mendapatkan peluang yang cukup besar untuk peradaban umatnya, sehingga Rasulullah mengabaikan kepentingan yang seharusnya lebih di utamakan. Allah Swt juga menegaskan bahwa tugasnya sebagai Rasul hanya memberi peringatan, karena yang berhak memberi hidayah kepada mereka adalah Allah sang Maha Pencipta. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN Pontianak en_US
dc.subject Teguran en_US
dc.subject Bermuka masam en_US
dc.subject Tafsir Rûh al-Ma’ânî. en_US
dc.title AYAT TEGURAN TENTANG NABI BERMUKA MASAM (Studi Analisis QS. ‘Abasa [80]: 1-10 Dalam Tafsir Rûh al-Ma’ânî Karya Al-Alusi) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account