ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS KILOMETER 50 DI MAJALAH ONLINE TEMPO.COM (EDISI BULAN SEPTEMBER 2022)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan struktur framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan kasus Kilometer 50 di majalah online Tempo.com. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis framing Model analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan metode analisis framing. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan studi literatur dengan mengumpulkan berita-berita tentang pemberitaan kasus Kilometer 50 di majalah Tempo.com. Selanjutnya data dianalisis menggunakan reduksi data, display data, penarikan kesimpulan. Data Teknik keabsahan data dalam penelitian ini meliputi ketekunan pengamatan dan kecukupan referensi. Hasil penelitian menunjukkan (1) ditinjau dari struktur sintaksis majalah online Tempo.com selalu mengaitkan dengan ketidakadilan dalam penegakkan hukum dan penanganan kasus yang tidak transparan yang dilakukan pihak kepolisian dalam peristiwa Kilometer 50 (2) Ditinjau dari struktur skrip, penggunaan unsur who dalam setiap berita majalah online Tempo.com selalu diarahkan pada pihak kepolisian sebagai pihak yang terlibat sekaligus sebagai pihak penegak hukum, sehingga majalah online Tempo.com cenderung menjadi media yang sangat kritis dalam memberitakan kasus Kilometer 50 (3) Dalam struktur tematik, majalah online Tempo.com lebih dominan membangun berita menggunakan opini media untuk membentuk berita yang memfokuskan pada kasus Kilometer 50, pernyataan sumber dan referensi lain digunakan untuk mendukung setiap tema berita tentang kasus Kilometer 50 (4) Dilihat dari struktur retoris, ada penggunaan gambar yang tidak sinkron pada beberapa berita, dan menggunakan gambar yang sama dalam berita yang berbeda, sehingga dalam beberapa berita tentang kasus Kilometer 50 di majalah online Tempo.com, gambar yang digunakan tidak mewakili isi berita.