dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti megenai
pendidikan di dalam keluarga yang dimana orang tua sangat berperan penting dalam
proses pembinaan anak-anaknya di dalam keluarga. Seringkali stigma yang
berkembang di masyarakat hanya ibulah yang diberatkan dengan tugas pendidikan
dan pembinaan di keluarga dan ayah adalah seorang yang hanya berkewajiban
menafkahi dan menjadi penanggung jawab anggota keluarganya. Tentunya tidak
demikian, seorang ayah adalah mata tombak dalam pembinaan keluarganya.
Dengan demikian maka di dalam Al-Quran telah menceritakan seorang ayah suri
tauladan yakni Luqman Al-Hakim yang dapat menjadi panutan bagi seorang ayah
dalam mendidik anak-anaknya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan : (1) Untuk mengetahui bagaimana peran Ayah dalam pendidikan
anak dikeluarga berdasarkan perspektif pandangan Islam. (2) Untuk mengetahui
bagaimana konstruksi hikmah Luqman Al-Hakim dalam perannya sebagai ayah
panutan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatatif dengan jenis studi
kasus. Informan penelitian ini adalah tokoh masyarakat, ayah dan anak. Lokasi
penelitian ini di Dusun Mungguk, Desa Mungguk, Kecamatan Ngabang, Kabupaten
Landak. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument pedoman wawancara,
instrument pedoman observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data
menggunakan analisis interaktif model Miles dan Huberman melalui tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Untuk teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan
triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Islam sangat memperhatikan
bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya. Terlebih seorang ayah, ia berperan
sebagai pembina, pendidik dan penanaman karakter, akhlak dsb kepada anaknya.
Bahkan sudah jelas bahwa jika dibandingkan ayat yang menceritakan tentang
pendidikan antara ibu dan ayah maka jawabannya lebih banyak ditekankan kepada
sosok ayah dalam keluarga. (2) Berbagai hikmah dalam kisah Luqman Al-Hakim
dalam memberikan pendidikan kepada anaknya, yakni dengan memberikan
pendidikan Tauhid, mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar, tidak bersikap
sombong dengan dilihat dari bagaimana ia berjalan dan terakhir jedilah orang yang
berilmu dan proses tersebut dapat berhasil diterapkan manakala para orang tua
dapat mengkombinasikan dua faktor yakni persiapan sebelum anak lahir sebagai
proses pembentukan pribadi anak (prenatal) dan faktor pelaksaaan ketika anak telah
lahir kedunia dan utuk merealisasikan hal tersebut metode yang paling tepat adalah
dengan menggunakan metode keteladanan, sebab anak akan mudah menerima dan
juga menerapkan jika orang tua juga ikut melaksanakan dibarengi dengan
memberikan nasihat serta pemahaman yang mudah diterima oleh anak. |
en_US |