DINAMIKA BISNIS LELONG DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

Show simple item record

dc.contributor.advisor Noor, Maladi
dc.contributor.advisor Mun’im, Fathan
dc.contributor.author RIZAL
dc.date.accessioned 2022-10-14T09:57:33Z
dc.date.available 2022-10-14T09:57:33Z
dc.date.issued 2019-10
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/1424
dc.description.abstract Perkembangan dan proses penjualan lelong semakin berkembang bahkan di cari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan yang tergolong murah namun memiliki kualitas yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) proses jaringan dan pendistribusian bisnis lelong, (2) jenis barang lelong yang di perjual belikan, (3) menakar nilai ekonomis dari barang lelong, (4) pandangan masyarakat terhadap barang lelong, (5) pandangan ekonomi islam tentang bisnis lelong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah penjual lelong di Tebas. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Proses jaringan dan pendistribusian dengan mengumpulkan informasi dengan menelpon bos besar yang menjual lelong secara besar kepada pedagang lelong. Jika ada barang bos besar akan menghubungi pedagang lelong agar membelinya. Tidak ada tawar menawar antara padang dengan bos besar, karena pertama pemberitahuan barang sudah ada, maka bos besar sudah menentukan harga kepada pedagang yang harus dibayarkan. 2) Berbagai macam jenis barang yang di jual oleh pedagang seperti celana, baju, jaket, kaos, topi, kemeja, bra, dan sepatu. Barang yang di jual oleh bos besar tidak bisa di pilih oleh pedagang, karena barang sudah di siapkan oleh bos besar lansgusng dengan menetapkan harga jual. Berbagai kalangan yang minat dengan barang lelong. 3) Menilai suatu barang tidaklah mudah, karena harus menyesuaikan dengan harga beli dan memperhitungkan keuntungan yang ingin didapatkan, maka dari itu para penjual lelong harus bisa memperhitungkan harga beli dan harga jual agar keuntungan yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Barang-barang yang bagus atau kualitas yang lebih baik akan di jual duluan dan dengan harga yang sedikit tinggi sehingga dapat mengembalikan modal awal untuk pembelian satu ball. 4) Barang lelong terlihat sebagai barang bekas yang masih layak pakai untuk di gunakan sebagai barang kebutuhan khusus. Masyarakat kalangan bawah tentunya sangat terbantu dengan adanya lelong. Pandangan masyarakat mengenai barang lelong sangat baik karena mereka mencari barang murah dengan kualitas baik. Tempat yang strategis cukup menjadi tempat untuk menempatkan barang lelong agar bisa di liat kemudian di beli oleh konsumen. 5) Selama transaksi yang dilakukan tidak merugikan satu pihak maka baik-baik saja. Karena dalam melakukan jual beli harus suka sama suka antara penjual dan pembelinya. Sebagai muslim untuk memenuhi hak seorang pedagang seperti muslim lainnya ialah dengan mebayar zakat dan sedekah. Tanpa unsur riba keuntungan yang diperoleh pedagang karena keuntungannya pun tidak begitu besar baginya dan tidak melipat gandakan keuntungan. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Lelong en_US
dc.title DINAMIKA BISNIS LELONG DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account