dc.description.abstract |
INSAN kamil, Muhammad bin Abdullah (lahir: Mekah,
571 M, wafat: Madinah, 634 M) diangkat sebagai judul ki
tab ini. Insan kamil, lengkap (komprehensif), sempurna
(perfect), murni (holistic), dan bisa dicontoh (patronase).
Insan kamil, pilot project yang wajib diikuti.
Muhammad, diri percontohan yang baik (uswah-hasanah)
yang patut diikuti dan dituruti, guna meraih jalan lurus.
Maksudnya, berkesesuaian (compatible) antara nabi dan
umat. Sinkronus dalam semua hal, isra’, miraj, ahad. Ti
dak hanya mencontoh pada tataran sifat baik (wajib). Dan,
menjauhkan sifat buruk (mustahil) bagi utusan Tuhan. Sifat
jujur vs dusta, amanah vs khianat, menyampaikan wahyu
vs menyembunyikan, cerdas vs bodoh. Kecuali itu, paha
mi sifat kebiasaan (tradisi) nabi dalam kehidupan kema
nusiaan keseharian (aradul-basariyah). Dalam sifat yang
terakhir, kaum musyrikin banyak mendustakan para utu
san. Mereka mengatakan, “Tuhan, mengapa tidak Engkau
kirim malaikat sebagai utusan yang membawa wahyu dan
membacakan ayat-ayatMu? Mengapa Engkau kirim manu
sia seperti kami? Mereka hilir-mudik di pasar-pasar, dan
mengkonsumsi makanan?” (Al-An’am:8-10). |
en_US |