dc.description.abstract |
KEHADIRAN kitab ini sebuah kehendak-Nya. Se
cara insan yang lemah, penulis tidak punya kuasa untuk mem
perbincangkan-Nya. Bahkan tidak berkemampuan untuk
mendialog-kan sifat Tuhan. Namun, kuasa-Nya jualah yang
menggerakkan pena menjadi goresan. Kehendak-Nya jualah
yang mengukir-Nya menjadi ukiran tentang-Nya. Esa yang
menulis dan esa yang ditulis. Sungguh, ke-esaan akan sangat
jamak ditemui dalam literasi sifat tujuh ini.
Bukan yang memposting dan diposting. Bukan-kah
yang memberi sembah dan menerima sembah adalah esa.
Bukan Aku bila tidak esa. Bukan Dia bila tidak esa. Bu
kan Engkau bila tidak esa. Bukan Kami bila tidak esa. Lalu,
menyembah siapa selama ini? Terus, adakah kuasa diri untuk
menyembah-Nya? Kemudian, bila tidak kenal dalam sembah,
akan menjadi limbah atau diterbangkan angin entah kema
na? Sindiran Tuhan bagi kaum yang banyak memiliki sesembah-yangan (musyrikun). |
en_US |