dc.description.abstract |
DALAM mitologi Yunani, kisah Icarus adalah peringatan abadi tentang
batasan manusia dan bahaya melampaui kemampuan kita. Dengan sayap
yang dibuat dari lilin dan bulu, Icarus terbang terlalu dekat ke matahari,
melampaui peringatan ayahnya, Daedalus. Lilin yang menyatukan sayapnya
meleleh, dan ia jatuh ke laut. Kisah ini menggambarkan sifat ambisi
manusia: keinginan untuk melampaui batas, untuk mendobrak langit
langit yang membatasi kita, tetapi sering kali tanpa mempertimbangkan
konsekuensinya. Dalam banyak cara, diskursus memiliki sifat serupa—ia
adalah sayap yang memungkinkan kita memahami dunia, tetapi juga dapat
membawa kita pada jebakan ilusi jika digunakan tanpa kehati-hatian.
Diskursus adalah alat yang lebih dari sekadar wacana atau dialog;
ia adalah cermin dan konstruksi realitas. Kata ini, yang berasal dari
bahasa Latin discursus, mencerminkan gerak dinamis dari pemikiran
manusia—”berlari bolak-balik” di antara ide-ide, asumsi, dan kekuasaan
yang membentuk pandangan kita terhadap dunia. Buku ini, Diskursus:
Seputar Kuasa dan Politik, Agama dan Kependidikan, Sosial dan Budaya,
Serta Spirit Tokoh-Tokoh yang Menginspirasi, hadir sebagai upaya
mendalam untuk memahami bagaimana sistem wacana memengaruhi
setiap aspek kehidupan kita. |
en_US |