MONOGAMI DAN KEUTUHAN KELUARGA

Show simple item record

dc.contributor.author Herlambang, Saifuddin
dc.date.accessioned 2023-06-08T02:55:36Z
dc.date.available 2023-06-08T02:55:36Z
dc.date.issued 2019-11
dc.identifier.uri https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/handle/123456789/3120
dc.description.abstract Dalam Islam, pernikahan adalah salah satu asas pokok kehidupan yang paling utama dalam pergaulan masyarakat yang sempurna. Banyaknya ayat al-Quran dan hadis tentang pernikahan/perkawinan menjadi bukti bahwa sebuah perkawinan adalah hal yang sacral dan tidak hanya melibatkan pasangan yang akan berkomitmen untuk membina rumah tangga, juga melibatkan seluruh keluruh keluarga besar dari kedua belah pihak. Pernikahan memiliki beberapa bentuk dan asas jika ditinjau dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan setiap masyarakat memiliki beragam bentuk budaya dengan norma yang berbada-beda. Norma atau nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga menyangkut pada hukum yang berlaku dan nilai-nilai dalam agama yang dianut. Dalam masyarakat Muslim Indonesia, pemahaman tentang asas pernikahan dalam Islam merupakan polemik. Hamka misalnya, adalah ulama yang berpikiran bahwa pernikahan yang ideal adalah monogami saat banyaknya praktek poligami di masanya. Beliau mengkritik praktek poligami karena sebuah keluarga sakinah sulit dicapai jika suami berpoligami. Dengan menggunakan penelitian pustaka (library research) peneliti fokus pada tiga pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pemikiran Hamka tentang perkawinan monogami dalam Islam, bagaimana latar belakang pemikiran Hamka tentang perkawinan monogami dalam Islam, bagaimana relevansi pemikiran Hamka tersebut terhadap keutuhan keluarga Muslim. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasilnya sebagai berikut: Pertama, Penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat perkawinan menunjukkan bahwa ia cenderung kepada perkawinan monogami yang menurutnya cukup ideal untuk dipraktikkan. Kedua, Idealitas perkawinan monogami menurut Hamka karena perubahan atas realitas ekonomi keluarga-keluarga Muslim. Fakta bahwa model rumah tangga hari ini berevolusi dari keluarga adat menjadi keluarga tunggal menyisakan beban kepala keluarga tunggal jika poligami tetap dipraktikkan. Ketiga, Pengalaman sebagai anak yang berasal dari ayah yang berpoligami turut memengaruhi penafsiran Hamka untuk tidak mengidealkan poligami. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher IAIN PONTIANAK en_US
dc.subject Pemikiran Hamka Tentang Monogami en_US
dc.subject Poligami en_US
dc.subject Keutuhan Keluarga Muslim en_US
dc.title MONOGAMI DAN KEUTUHAN KELUARGA en_US
dc.title.alternative Studi Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka en_US
dc.type Laporan en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search


Advanced Search

Browse

My Account