dc.description.abstract |
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Barat
berada pada nomor urut 29 dari 34 provinsi di Indonesia. Posisi
tersebut diukur berdasarkan pada 3 pendekatan dimensi dasar.
Pertama, umur panjang dan sehat; kedua, pengetahuan atau
pendidikan; dan ketiga, kehidupan ekonomi yang layak.
Umur panjang diukur dari dimensi kesehatan masyarakat
dan angka harapan hidup masyarakat di Kalimantan Barat.
Dimensi pengetahuan masyarakat dilihat dari angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah. Serta dimensi hidup layak yakni daya
beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok.
Kondisi masyarakat di Sungai Limau (Temajoh) seolah
menjustifikasi kondisi IPM Kalimantan Barat. Tingkat
kesejahteraan masyarakat yang rendah merupakan indikator
kehidupan yang jauh dari kelayakan. Kesejahteraan ini tidak akan
terwujud manakala relasi ekonomi masih timpang. Masyarakat,
khususnya masyarakat nelayan tidak memiliki daya tawar terhadap
posisi mereka dari pihak lain
Oleh karena itulah sudah saatnya pembangunan di
Kalimantan Barat tidak hanya berorientasi fisik semata, berupa
pembangunan jalan, jembatan, gedung, dan lainnya; namun juga
memperhatikan pembangunan sosial dan ekonomi.
Buku ini diterbitkan dalam upaya tersebut. Melalui
penerbitan ini kami ingin memberikan sumbangan pada upaya
pembangunan sosial masyarakat. Mudah-mudahan buku ini
6
Upaya Pemberdayaan
memberikan pembelajaran untuk program-program seumpama
ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah berkontribusi untuk penerbitan ini. Khususnya kepada pihak
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Kementerian Agama Pusat
yang sudah mendanai kegiatan pengumpulan bahan untuk buku
ini. Serta kepada bu Kades Sungai Limau, Ibu Siti Zulaikha, tokoh
masyarakat Sungai Limau, Pak Tono dan warga lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu per satu. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Tuti Irawati yang sudah bersedia membantu
mendampingi masyarakat membuat temet.
Semoga Allah memberikan berkah-Nya selalu kepada kita
semua. |
en_US |