dc.description.abstract |
Sejak tahun 2019 yang lalu, dunia dihebohkan dengan serbuan virus berbahaya yang dikenal dengan Coronavirus atau pandemi covid-19. Mulai dari pemerintah, tenaga medis serta hampir seluruh elemen masyarakat, saling bahu membahu dan bersinergi untuk bersama-sama melawan serangan musuh yang tak kasat mata ini. Bagi umat Islam, terjadinya sebuah bencana seperti pandemi covid 19 ini pasti tidak lepas dari skenario Tuhan yang telah mengatur segalanya. Oleh sebab itu, kondisi ini lazim memunculkan kesadaran Theologis atau kesadaran beragama dengan menyandarkan setiap persoalan kepada sang Khāliq. Kesadaran tersebut selanjutnya banyak diwujudkan dalam bentuk melakukan ritual-ritual keagamaan termasuk ritual pembacaan syair-syair Burdah sebagai tolak balak termasuk mencegah penyebaran virus corona di Kalimantan Barat. Dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang nilai-nilai tasawuf dalam bait-bait syair Burdah studi dalam tradisi pembacaan Burdah sebagai pencegahan wabah Covid-19 di Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk Mendeskripsikan sejarah tradisi pembacaan Burdah sebagai pencegahan terhadap wabah covid-19 oleh masyarakat Muslim Kalimantan Barat, mendeskripsikan pelaksanaan tradisi pembacaan Burdah sebagai pencegahan terhadap wabah covid-19 oleh masyarakat Muslim Kalimantan Barat, menganalisis pemaknaan tradisi pembacaan Burdah sebagai pencegahan terhadap wabah covid-19 oleh masyarakat Muslim Kalimantan Barat serta menganalisis nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam bait-bait syair Burdah karya Imam al-Bushĭrĭ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ialah: pertama, Pelaksanaan tradisi pembacaan Burdah di daerah Simpang Empat Wajok dilaksanakan sejak tahun 1997 tepatnya ketika terjadi konflik sosial kerusuhan antar etnis Madura dan Dayak di Kalimantan Barat dan berjalan sampai sekarang. Kedua, Proses pelaksanaan tradisi pembacaan Burdah di daerah Simpang Empat Wajok dilaksanakan setiap malam Rabu dan malam Kamis setiap pekannya yang dilaksanakan bergiliran di rumah-rumah warga atau juga bisa diundang jika di antara warga mempunyai hajat tertentu. khusus untuk penanggulangan wabah virus covid-19 masyarakat membacanya setiap malam selama sebulan sambal keliling kampong. Isi dari Kegiatan tradisi pembacaan Burdah dibuka dengan tawasul, pembacaan syair-syair Burdah dan ditutup dengan do’a. Tradisi pembacaan Burdah dapat dimaknai dengan dua pemaknaan yaitu makna ekspresif dan ekspektatif. Pertama makna ekspresif meliputi istiqamah, menguatkan ukhuwah islamiyah dan merasakan ketenangan hati. Kedua, makna ekspektatif berupa minta perlindungan kepada Allah SWT dari segala marabahaya, diberi kesehatan lahir dan batin serta hidup sejahtera. Nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam syair-syair Burdah diantaranya ikhlas, takut dan berharap hanya kepada Allah, selalu bertaubat serta meyakini bahwa Nur Muhammad merupakan makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT. |
en_US |