PENGARUH PENERAPAN GUIDED INQUIRY TERHADAP LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS V MIS DARUSSALAM PONTIANAK

Abstract

WAFIQ INDAH KOMARIA, Pengaruh Penerapan Guided Inquiry Terhadap Literasi Sains Peserta Didik Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Kelas V MIS Darussalam Pontianak. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak 2025, Literasi sains berguna untuk membekali peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya guna menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) literasi sains peserta didik kelas VA (kelas kontrol) dan VB (kelas Eksperimen) pada materi sistem peredaran darah manusia di MIS Darussalam Pontianak 2) Penerapan guided inquiry dalam meningkatkan literasi sains peserta didik kelas V MIS Darussalam Pontianak.3)Pengaruh model guided inquiry terhadap literasi sains peserta didik pada materi sistem peredaran darah manusia kelas V MIS Darussalam pontianak. 4) Seberapa besar pengaruh model guided inquiry terhadap literasi sains peserta didik pada materi sistem peredaran darah manusia kelas V MIS Darussalam Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas V di MIS Darussalam Pontianak.Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling berdasarkan rekomendasi dari pihak madrasah, yakni kelas VA sebagai kelompok kontrol dan VB sebagai kelompok eksperimen.Teknik pengumpulan data meliputi tes dan nontes, dengan alat berupa soal pilihan ganda, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif, prasyarat dan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan:1) Rata-rata literasi sains peserta didik di kelas kontrol saat pretest 40,20 (sangat rendah), dan pada postest 59,65 (cukup), di kelas eksperimen saat pretest 42,45 (sangat rendah) pada postest 65.00 (cukup), 2) Sudah terlaksana 100%. 3) Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan karna nilai sig 0,227 > 0,05. Maka Ho diterima dan Ha ditolak. 4)Hasil uji paired t test, skor rata-rata kelas kontrol 19,45, sedangkan pada kelas eksperimen peningkatan skor lebih besar yaitu sebesar 22,55. Kemudian untuk uji n-gain score memperoleh rata-rata nilai 40,03% kurang efektif dan sisanya 60 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti lingkungan kelas, scaffolding guru, kesiapan awal peserta didik, materi pembelajaran dan ketersediaan media dan fasilitas pembelajaran.