dc.description.abstract |
Kemampuan Komunikasi Anak Tunarungu (Studi Kasus Di Lembaga
Pendidikan “Anggito Pramestyo” Sekolah Luar Biasa Autis
Kalimantan Barat)
Oleh:
Olga Fedlia Ramadhani Putri
11836062
Bahasa merupakan alat komunikasi, bahasa dan komunikasi adalah
cara beinteraksi pada antar kelompok masyarakat satu sama lain. Bahasa
isyarat termasuk bahasa verbal non vokal. Bahasa isyarat memfokuskan
penggunanya pada ketajaman penginderaan khususnya penglihatan. Bahasa
isyarat tidak menekankstem bunyi, bahasa isyarat juga menjembatani para
tunarungu dengan dunia dan realitas atau sekelilingnya. Konsep diri adalah
penilaian dan gambaran terhadap diri kita sendiri. Rasa percaya diri
merupakan kemampuan seseorang, merasa bebas melakukan sesuatu,
berinteraksi dengan orang lain, memerlukan dukungan dari orang lain, dan
mementingkan diri sendiri. Menurut Lauster (dalam Ghufron & Risnawati,
2012: 36), kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang
berupa keyakinan akan kemapuan diri seseorang sehingga tidak berpengaruh
oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira otomatis, cukup
toleran, dan bertanggung jawab. Pada fokus penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah: 1) Gambaran kepercayan diri pada anak
tunarungu di Sekolah Luar Biasa Autis Kalimantan Barat, 2) Aktivitas pada
anak tunarungu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Untuk mencapai tujuan ini, maka teknik dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu: teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data dari penelitian ini
terdiri dari sumber data primer dan sekunder, yaitu: 1) Sumber data primer
adalah guru dan orang tua anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa Autis
Kalimantan Barat, yakni dua orang guru yang mengajar anak tunarungu dan
tiga orang tua yang memiliki anak tunarungu dan bersedia diwawancarai; 2)
Sumber data sekunder peneliti didapatkan dari studi pustaka, buku-buku,
jurnal-jurnal untuk menunjang penelitian ini. Sedangkan dalam menganalisis
data peneliti menggunakan analisisi intraktif. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang
tunarungu itu butuh proses untuk sering bersosisalisasi, mengungkapkan
sesuatu yang dialami, dan harus didukung oleh berbagai aspek baik dari
dalam maupun dari luar. |
en_US |