Abstract:
WARDINA ASYIFA ABDIAH, Menyiram Kubur Sambil Membaca Al-Qur’an Surah Al-Kawṡar (Studi Living Qur’an di Desa Nanga Suhaid, Kapuas Hulu): Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2024. Dalam masyarakat Islam di Indonesia, kegiatan ziarah makam sangat sering kita temui. Ini menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi tradisi yang telah menyebar luas, salah satunya yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Suhaid, yang lebih spesifiknya proses menyiram air ke kubur saat ziarah, dengan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu. Ini memiliki perbedaan dengan tradisi daerah lain. Kebiasaan yang berumur panjang ini, akan terus diturunkan ke generasi seterusnya. Yang membedakan ziarah kubur di Nanga Suhaid dengan beberapa tempat lain adalah ketika peziarah menyiram kubur sambil membaca al-Kawṡar. Maka penulis akan menelusuri lebih dalam kenapa masyarakat setempat selalu membaca al-Kawṡar saat menyiram kubur. Dilakukannya penelitian ini agar penulis dapat membagikan hasil dari penelitian kepada masyarakat setempat, sehingga terjadinya pembaharuan ilmu dan informasi baru mengenai kegiatan menyiram kubur sambil membaca al-Kautsar di Desa Nanga Suhaid.
Untuk melakukan analisis dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan antropologi strukturalisme Levi-Strauss. Yang didalamnya sudut pandang Levi-Strauss adalah satiap tradisi memiliki makna di dalamnya, sehingga terjadinya sebuah tradisi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena penelitian ini dilakukan tidak secara matematis. Penulis mengumpulkan datang dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mendalami sumber asal dari tradisi tersebut, kemudian menemukan relasi-relasi dalam tradisi tersebut.
Hasil dari penelitian menyiram kubur sambil membaca al-Kaws\ar adalah pada dasarnya tidak pernah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. perilaku ini lahir berdasarkan pemahaman masyarakat setempat terdahulu, yang kemudian diajarkan ke generasi selanjutnya. Perilaku ini pada intinya adalah pengajaran untuk tetap saling mendoakan saudara seiman dalam situasi dan kondisi apapun. Perilaku ini membuktian walaupun seseorang telah berada di alam yang berbeda dan tidak dapat melihatnya secara jelas, berdasarkan keimanan yang kuat seseorang dapat selalu menolong saudara seimannya.